Di suatu malam di sebuah kamar mandi yang mewah,
para pengisi ruangan tersebut berdiskusi hangat mengenai peran mereka terhadap
tuannya. Tuan pemilik kamar mandi tersebut adalah seorang artis yang terkenal.
Laki-laki tampan dan tetunya kaya raya. Ruang kamar mandi mempunyai luas yang
cukup lumayan besar yang bisa diisi oleh dua puluh orang dewasa sekaligus. Isi
dari kamar mandi tidak begitu banyak, lazimnya kamarmandi seperti gayung,
ember, sabun, tempat menaruh handuk, sampo, sikat gigi, pasta gigi, selang air
dan keran. Karena semakin panas, akhirnya mereka mencari pemimpin untuk
menunjukkan siapa yang berkuasa di kamar mandi tersebut.
Diskusi dimulai dari Sampo yang menyatakan bahwa
mulai sekarang Ia ialah pemimpin (wakil dari kamar mandi) alasan utamanya
adalah sampo digunakan untuk rambut, dan rambut itu berada di kepala. Di dalam
kepala terdapat otak yang digunakan untuk menalar, berpikir, dan menganalisis.
Dan argument tersebut didukung oleh seorang artis yang menyatakan ‘apa yang paling
sexi dari tubuh manusia adalah otak’. Alasan Sampo menjadi pemimpin dibantah
oleh Sikat dan Pasta Gigi. Mereka mengatakan bahwa tanpa mereka Tuan kita pasti
sakit gigi. Sakit gigi adalah hal yang sangat menyakitkan, bahkan seorang
penyayi berani membandingkan antara sakit hati dengan sakit gigi. Artinya
manusia sangat menderita tanpa kami kata Pasta dan Sikat Gigi. Namun tak lama
berselang Sabun berteriak keras “mana ada pemimpin berdua?, pemimpin itu satu
jika ada dua peminpin tentu akan membingungkan kami. ” Sabun melanjutkan “
Bagaimanapun alas an kalian kurang berdasar fakta, hanya intuisi dengan
mengkomparasi sakit hati dengan sakit gigi, tapi Aku, Sabun yang amat berjasa
untuk manusia dan tuan kita,jika tanpa aku, manusia akan mudah disusupi bakteri
dan kuman. Kalian bisa lihat iklan di televise bahwa aku dibuat berdasarkan research dan membantu manusia (dari masa
kecil hingga dewasa) menjalani hidup lebih berani. Jadi secara empiris yang
dibantu data ilmiah sayalah yang paling rasional menjadi pemimpin kalian. Keran
dan selang air bersikap skeptic dan bertanya “berikan kami satu alas an lagi
mengapa kami harus memilih kamu sebagai pemimpin?.” Sabun menjawab sambil
memukulkan tangan kedadanya. Coba kalian perhatikan para pemuda, pemuda adalah
unsur utama dalam perubahan, Bung Karno mengatakan beri aku 100 pemuda maka
akan aku guncang dunia, semua yang ada dikamar mandi tercengan dan bingung,
lalu apa hubungannya pemuda dengan kamu, sabun? Sela keran air. Sabun
melanjutkan, coba lihat anak muda itu, mereka rela berlama-lama dikamar mandi
dengan sabun daripada menyikat gigi ‘kan? Sabun untuk anak muda menjadi
kebutuhan primer.
Saat diskusi akan berakhir dan menerima alas an dari
sabun menjadi pemimpinkamar mandi, sampo kembali maju dan membuat pertanyaan
retorika, ‘jika kau menjadi pemimpin kami, apakah kau siap bersikap merakyat?’
sabun hanya diam, bingung hendak berbicara apa, lalu sampo berkata, jika kau
tidak mampu maka lebih baik jangan maju, pemimpin yang merakyat harus siap
ditinggalkan oleh pragmatism. Sabun pun mundur pelahan dan menyadari kekurangan
argument terhadap sampo. Lalu yang lain mulai gundah dan gelisah menanyakan
siapa yang bisa merakyat dan siap ditinggalkan demi kemaslahatan bersama. Semua
penghuni berpikir dan tiba-tiba suara Tuan pemilik kamar mandi masuk dan
diskusipun terhenti sejenak.
Setelah beberapa menit tuan pemilik kamar mandi
pergi. Dan secercah cahaya menhiasi pemikiran sampo. Dengan yakin Ia berkata “
kawan-kawan kita punya pemimpin disini sekarang!”. Siapa itu? Pertanyaan
spontan oleh mereke yang penasaran. Jawaban sampo mantap “ia adalah Tempat WC.”
Semua hening, semua diam, seolang dunia berhenti sejenak tiga detik. Menahan
tawa, namun tawa tak dapat ditahan seperti kentut yang harus dilepaskan. Semua
yang berada disitu tertawa terbahak-bahak kecuali Tempat WC dan tentunya Sampo.
Suara riuh-rendah tertawaan dan cibiran dilontarkan
kepada sampo yang dianggap sudah hilang akal, dan berada disampingnya adalah
Tempat WC yang masih terdiam. Tempat WC menanyakan dengan berbisik kepada
Sampo, mengapa mengajukan nama dia? Dan Sampo membalas dengan senyum, dan
membalas bisikan tempat WC ‘biara ku jelaskan kepada mereka’. Tiba-tiba Sampo
melanjutkan bicara kepada khalayak ramai “kawan-kawan, pernahkan kalian
memperhatikan Tempat WC? Dia selalu loyal terhadap Tuannya, ia tidak seperti
sikat gigi yang kadang melakukan pembangkangan menyakiti gusi tuan, atau sabun
yang kadang berlari saat bad mood
menggosok badan tuan! Tempat handuk pun terkadangn melicinkan badannya untuk
menjatuhkan handuk. Perhatikan pula pasta gigi, terkadang ia keluar hingga
tumpah dilantai milik tuan. Kalian terkadang lupa kepada siapa kita mengabdi?
Pada tuan yang mempunyai kita, lihatlah Tempat WC! Dia tidak menolak dijadikan
tempat buang hajat, bahkan terkadang teman-teman tuan membuang pembalut di
Tempat WC tapi dia tidak menolak. Dia tidak mengembalikan pembalut tersebut
‘kan? Ia tidak menolak apa yang diberikan tuan. Padahal perannya sangat vital.
Tuan mungkin bisa tidak sikat gigi, menggunakan sampo, menggosok sabun atau
mengelap handuk tapi apa bisa tuan tidak buang hajat sekali saja sehari? Untuk
itulah dengan menggunakan akal sehat aku memilih Tempat WC sebagai pemimpin.
Karena merakyat dan siap ditinggalkan jika tidak diperlukan, karena tugas
pemimpin adalah melahirkan pemimpin lain. Bagaimana kawan-kawan?.”
Semua yang berada di kamar mandi akhirnya setuju
bahwa Tempat WC sebagai pemimpin. Tetapi berapa lama ia memimpin akan
didiskusikan pada malam berikutnya. Dan suasana kembali hening ketika Tuan masuk
kembali kekamarmandi untuk memulai aktivitas pagi.
No comments:
Post a Comment